Minggu, 11 April 2021

PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI




 

PENGENDALIAN DAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI



 

A.     MENINGKATNYA ANCAMAN TERHADAP SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

Hampir setiap tahun, hampir 60% organisasi mengalami kegagalan utama dalam mengendalikan keamanan dan integritas sistem informasi mereka. Hal tersebut karena:

1.         Informasi tersedia untuk sejumlah pekerja tidak pernah ada

2.         Inpormasi pada jaringan komputer distribusi sulit dikendalikan

3.         Pelanggan serta pemasok memiliki akses ke sistem dan data satu sama lain.

Dalam hal perlindungan data, organisasi belum melakukan perlindungan dengan baik karena:

1.      Beberapa perusahaan kehilangan informasi penting sebagai sebuah ancaman yang tidak mungkin terjadi

2.      Pengendalian atas pemoindahan dari sistem komputer tersentralisasi ke sistem berbasis internet tidak terimplementasikan

3.      Banyak perusahaan tidak menyadari bahwa inpormasi adalah sebuah sumber daya yang strategis dan melindungi informasi harus menjadi ketentuan strategis

4.      Produktifitas dan pengendalian manajemen manajemen pengendalian waktu.

 

B.     KONSEP PENGENDALIAN

Pengendalian internal adalah proses yang dijalankan untuk menyediakan jaminan yang memadai bahwa tujuan-tujuan berikut telah dicapai. Pengendalian internal menurut (Mulyadi, 2006) meliputi “Struktur organisasi, metode dan ukuran yang dikordinasikan untuk menjaga organisasi, mengecek ketelitian dan kehandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Sistem pengendalian internal pada hakikatnya adalah suatu perencanaan yang didesain untuk menjaga (preventif), luka (detektif), dan memberikan pembetulan  (korektif) terhadap potensi kesalahan (kekeliruan, kelalaian, error) atau kesalahan (kecurangan, fraud) ”.

Menurut George (2008: 67) yang dibayar oleh Ali Akbar dan Afia Fitriani, pengendalian internal menjalankan tiga fungsi penting sebagai berikut:

 

1.      Pengendalian preventif ( Preventif control) , yaitu pengendalian internal yang dirancang dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan kesalahan dan kesalahan. Contoh jenis pengendalian ini adalah desain formulir yang baik, itemnya lengkap, diisi, serta pelatihan pengguna atau pelatihan kepada orang-orang yang berkaitan dengan sistem input, sehingga mereka tidak melakukan kesalahan.

 

2.      Pengendalian detektif (Detection control) , adalah desain yang didesain dengan tujuan agar data dari media sumber untuk ditransfer ke sistem komputer dideteksi bila terjadi kesalahan (maksudnya tidak sesuai dengan kriteria yang ditentukan). Contoh jenis pengendalian ini adalah misalnya jika seseorang mengambil uang di atm, maka seharusnya program yang dijalankan komputer jika dana tidak cukup, atau saldo minimum tidak mencukupi, atau melebihi jumlah maksimal yang diijinkan untuk diisi tiap harinya.

 

3.      Pengendalian korektif ( Corrective control) , adalah yang sifatnya jika terdapat data yang sebenarnya error tetapi tidak terdeteksi oleh kontrol deteksi , atau data yang error yang terdeteksi oleh validasi program, harus ada prosedur yang jelas tentang bagaimana melakukan pembetulan terhadap data yang salah dengan maksud untuk mengurangi kemungkinan kerugian kalau kesalahan / kesalahan tersebut sudah benar-benar terjadi.

 

 

 

C.     Magang Pengendalian Unsur-Unsur

Baik menurut Standar Profesional Akuntan Publik maupun Arens (2005: 274), struktur pengendalian internal dibagi menjadi lima unsur, yaitu:

 

1.      Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

Lingkungan bagi seluruh organisasi, kebijakan, dan sistem yang mencerminkan sikap manajemen, direktur, dan pemilik organisasi tentang pengendalian intern yang dapat menimbulkan kesadaran bagi para anggota organisasi tersebut mengenai pentingnya pengendalian tersebut.

 

2.      Penaksiran Risiko

Penaksiran risiko untuk tujuan pelaporan keuangan merupakan pengidentifikasian, analisis oleh manajemen atas risiko-risiko yang relevan terhadap penyusunan laporan keuangan yang disajikan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan peristiwa peristiwa dan keadaan intern dan ekstern yang mungkin terjadi dan berdampak negatif terhadap kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan data keuangan yang konsisten dengan asersi manajemen dalam pelaporan keuangan. Manajemen dapat membuat rencana, program atau tindakan yang memberikan risiko tertentu atau dapat memutuskan untuk menerima risiko karena pertimbangan biaya atau lain. Risiko yang dapat timbul atau berubah karena keadaan seperti perubahan dalam lingkup operasi, personel baru, sistem informasi baru atau yang diperbaikin, pertumbuhan yang pesat, teknologi baru dan muncul pesaing baru.

 

3.      Aktivitas

Aktivitas pengendalian dan prosedur yang membantu bahwa tindakan yang diperlukan telah dilaksanakan untuk menghadapi risiko yang berada dalam lokasi perusahaan. Aktivitas memiliki berbagai tujuan dan diterapkan di berbagai tingkat organisasi dan fungsi.

 

4.      Informasi dan Komunikasi

Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, mencakup sistem akuntansi, terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas untuk mengatur akuntabilitas terhadap aktiva, utang, ekuitas yang menangani. Komunikasi termasuk luasnya pemahaman personel tentang bagaimana aktivitas mereka dalam sistem informasi pelaporan keuangan yang berkaitan dengan pekerjaan orang lain dan pelaporan penyimpangan kepada tingkat yang semestinya dalam entitas. Komunikasi dapat dilakukan secara lisan dan melalui tindakan manajemen. Pembukaan saluran komunikasi membantu memastikan bahwa penyimpangan dilaporakan dan ditindak lanjuti.

 

5.      Pemantauan

Pemantauan adalah proses penetapan kualitas kinerja pengendalian sepanjang waktu. Pemantauan penentuan desain dan pengendalian waktu dan tindakan perbaikan yang dilakukan. Proses ini dilakukan melalui aktivitas secara terus menerus, evaluasi secara terpisah, atau suatu kombinasi diantara kelelahan. Informasi untuk laporan dan perbaikan dapat berasal dari berbagai sumber termasuk studi manajemen internal yang ada, laporan audit internal, laporan penyimpangan atas pengendalian, laporan dari bank, umpan balik dari pegawai, dan keluhan dari pelanggan atas tagihan.

 

 

 

Referensi

 

A. Arens.2005. Auditing dan Jasa Assurance. New Jersey: Prentice Hall, Inc.

Mulyadi, 2006. Auditing. Cetakan Pertama, Buku Satu, Edisi Keenam, Salemba Empat, Jakarta.

Schell George, 2008. Sistem Informasi Manajemen. Terjemahan Ali Akbar dan Afia Fitriani, Edisi Kesepuluh, Salemba Empat, Surabaya .

 


1 komentar:

  1. bagus2 tingkatkan lagi ya ke depannya dgn menambah jurnal2 yg relaean

    BalasHapus